Jumat, 02 Maret 2012

Serintik Gerimis; Amri

Menemuimu dalam balut kabut mendung. Serintik gerimis pun tak ayal mengenai tepat di lensa minusku. Tatkala itu, aku jadi teringat kegemaran Bunga pada gerimis yang kerap menaungi kaca-kaca rumah. Sedamai itukah gerimis ? Tapi kenapa aku selalu merutuki tiap curah gerimis ataupun lebatnya hujan ? Atau aku harus bersabar menunggu sampai bumi dan tanah benar-benar basah; aroma khas hujan. Ah, manusia, pikirku. Tiada keluhan yang tak terlontarkan, sekalipun itu nikmat yang diberikan oleh-Nya sangat melimpah. Manusia selalu merasa kurang cukup. Akan tetapi, bagiku, sore tadi adalah nikmat tiada tara. Menghampirimu dengan diam. Rasa-rasanya aku tak hentinya tersenyum jika bisa bertemu denganmu. Hanya saja aku selalu menyembunyikan rasa sukacitaku ketika itu. Perasaan yang takkan tergantikan oleh apapun juga.

Sepertinya aku tlah berdamai dengan perasaanku sendiri. Menjumpaimu, melihat kau tersenyum, walau keacuhan itu tetap ada. Ah, abiku. Bagiku kau inspirasiku. Sama dengan waktu dan gerimis. Tapi kau lebih istimewa. Istimewa dalam segala apa yang kutau. Apapun hal yang kau rahasiakan dariku. Aku takkan menuntut untuk ingin tau. Cukup dengan dekat dan mengenalmu hingga kutemui kekekalan (kematian) yang Dia janjikan, aku sudah cukup bahagia. Karena aku tau, dicintai dan memilikimu adalah mimpi terjauhku. Mimpi yang slalu berkecamuk dalam memori pikirku.

Kini, aku hanya ingin belajar, bagaimana caranya menerima jika nantinya kau memang tidak bisa bersamaku. Sebab takdir adalah pasti. Sama halnya dengan kematian.

Semakin aku belajar untuk menerima kenyataan pahit, semakin aku mencintaimu.

Kamis, 01 Maret 2012

Amru pada pagiku (dini hari)

Dear waktu,

setiap geliatmu adalah cerita. tapi taukah kau ? sedini ini tanpa disadari kami tlah mempercakapkan seresah dan sefana apa kemungkinan itu untuk kami. Ada secercah nafas lega, bergerak teratur layaknya suasana pagi yang masih suci dari jejak mentari dan terik garang menghentakkan; nyaris sampai tapi belum selesai. Ah, aku dihadapkan pada persoalan baru, lagi; kecamuk tanya - kau terdiam kembali.

Kupikir, tak apalah jika kekecewaan
bisa sepagi ini aku terima
bukankah mencintainya adalah sebuah keikhlasan ?
ya, aku tau itu, perasaanku.
tanpa bisa termiliki atau tidak,
aku hanya ingin mengenalmu sampai aku terhenti di kefanaan ini,
menikmati kekekalan yang tlah Dia janjikan.


waktu,

apakah Allah masih memperpanjangkanmu untukku ?
masihkah kau setia menanti hal yang masih terahasiakan darinya ?
 kalau saja boleh aku meminta pada Rabb_ku.
aku ingin menanti segala apa yang akan ia katakan,
tentang rahasia,
janjinya,
atau ...

ah, waktu...
aku terlalu mencintainya.
apakah aku bodoh ?
katakan saja,
cercalah,
tertawailah kebodohanku ini.



Cendrawasih home, 02 Maret 2012

 

Senin, 27 Februari 2012

Penantian Rahasia

Lihat secarik kertas putih tanpa cacat ini,
bersemayam namamu dengan tinta merah darah,
namamu berulang kali yang tiada tentu,
mencabik tiap mili utas nadi,
memeluk mesra mimpi tentang penantian,
kerahasiaan,
teduh redup; aku yang hampir sampai dan selesai


"Arrrrrgggghh",teriakku pada hari yang naas dan panas
pikiranku berontak,
aku mau bebas, meremah luang,
memaksa hampa untuk bisa kutemui
tapi aku bisa apa ?
segala apa yang melupa,

ku cerca cerita sesilam itu,
mendapatkanmu di alur maya
menyapamu,
melemparkan gurau basi,
sebasi bulir nasi
yang menjadi seonggok sampah: BUSUK

Minggu, 26 Februari 2012

Biarlah Rahasia

Mungkin memang harus aku gumamkan bahwa hal ini harus kubiarkan menjadi rahasia-rahasiamu.
Rahasia yang kau janjikan kepadaku sesaat sebelum kita benar-benar bertemu seperti siang tadi.
Apakah aku harus berpura-pura tau atau tak tau saja mengenai janjimu itu ?
Hingga aku meninggalkan kota ini dan kembali menadah harap akan perjumpaan yang selanjutnya ?
Aku rasa kita tidak akan bertemu lagi, kecuali atas seizin-Nya.
dan aku payah memahatkan paksaan itu,
sekalipun itu kulakukan dengan menggenggam erat tanganmu, duduk di sisimu sembari menatapmu dari sudut mataku.

Yahhh, semestinyalah aku menyukai caramu, merahasiakannya hingga terkatakan atau tidak sama sekali. Tanpa harus kau katakan, aku hanya ingin melirihkannya sekali lagi untukmu, lirih dari penglihatan masa, lirih dari liarnya angin, perlahan-lahan agar kau paham bahwa yang bernama kejujuran itu sangatlah memberikan celah penghidupan meskipun tak berbalas atau tetap terahasiakan hingga kau menemukan dan akhirnya memilih seseorang yang kau anggap tepat, ialah aku sangat mencintaimu, sahabat terkasihku. Termiliki atau tidak perasaan itu di hatimu, aku hanya ingin melihatmu bahagia. Bahagia dengan siapa saja yang kau kehendaki. Hanya saja pintaku, aku ingin sifat lupa tidak akan mutlak dalam jalinan yang aku sebut persahabatan ini (antara aku dan kamu).

Kau tau tidak ? Ada banyak sifatmu yang tidak aku sukai, yaitu acuh, tertutup, terlalu diam, mudah meremehkan segala sesuatu, dan sepertinya ada sedikit ruang angkuh di hatimu (ini manusiawi). Tapi hati dan logikaku memberontak. Di antara keduanya memaksaku untuk berpikir lagi bahwa aku harus mengambil pelajaran dari semua itu. Dengan keacuhanmu, aku bisa belajar untuk bersabar, meskipun aku tidak tau akan berakhir bagaimana yang namanya kesabaranku itu. Hanya satu caraku, yaitu kubuat diriku lupa dengan emosiku menghadapi keacuhan tersebut. Aku berpikir, ah siapa sih aku ini yang semudah itu marah dan geram jika diperlakukan seperti itu? Aku tidak berhak atas kemarahan tsb.

Akan tetapi, di balik itu semua aku menyukai kelembutanmu.
Ketaatanmu pada Sang Maha Cinta dan orangtuamu.
 dan masih banyak lagi yang aku sukai darimu, sahabat tersayangku.
hanya segelintir yang tak aku sukai darimu,
bagaimana pun caranya, aku harap kau mau memperbaikinya demi seseorang yang nantinya akan selama-lamanya bersamamu. Mendampingimu hingga maut memisahkan. Karena di sini aku tidak berharap banyak akan persahabatan yang akan berakhir dengan cinta (yakni aku dan kamu). Sebabnyalah kau masih belum yakin akan hal itu. Ya, tak ada yang dapat meyakininya sebelum ketetapan dari-Nya benar-benar terjadi. 

Lantas kini, aku tlah kelu dalam memaksamu untuk mengatakan rahasia tersebut. Entah rahasia indah atau kenyataan pahit yang kau sembunyikan diamdiam dariku. Apapun itu, aku harap kau bahagia dengan cara tersebut. Tetaplah diam sesuai lakumu. Pesanku, jagalah shalat, jagalah lisan, dan hati (jangan mudah berkata kotor), karena lisan yang tak terjaga akan bisa membunuh kita secara perlahan-lahan dari ruang yang bernama kehidupan. Itu akan menarik paksa kita untuk tak akan menjaganya sampai kapanpun. Sampai kita benar-benar kembali kepada-Nya. Naudzubillah !!!

Banggalah dengan nafas dan jiwa islami dalam diri kita,
dengan cara ?
aku rasa kau banyak tau dariku tentang hal ini. Terlebih lagi nantinya kau akan menjadi seorang imam. Imam untuk istri dan putra-putrimu. Jadi, seorang imam seharusnyalah belajar sedari awal agar contoh yang ia tunjukkan nanti dapat dikatakan tepat dan benar serta tak ada kerancuan di dalamnya. Insya Allah keluarga tersebut nantinya akan selalu bahagia, sesulit atau sepelik apapun masalah yang menghadang. Karena tanpa masalah, bukan hidup namanya.

Sepertinya aku telah banyak menguraikan isi hatiku kepadamu. Walau aku tak tau kapan kau akan membaca uraian ini. Atau kuberikan saja kepadamu dengan mengatakan "ada beberapa hal yang ingin kusampaikan".
Jujur, jika berjauhan denganmu, banyak hal yang terpikirkan untuk dikatakan langsung jika bertemu denganmu. Akan tetapi, jika sudah bertemu, aku masih ragu untuk menguraikannya, karena aku yakin keacuhan itu masih mendarah daging di benakmu. Sebenarnya aku lelah menghadapi orang acuh, tapi karena kecintaanku terlalu sangat untukmu, aku mengacuhkan acuhmu itu dengan mengesampingkannya hingga tak nyata sama sekali. Pertanyaannya: apakah aku bodoh karena perasaan ini ?
aku harap kau menjawabnya "tidak" seraya berkata "kau berhak atas perasaanmu".
Meskipun selanjutnya, kau tertawa sekeras-kerasnya sehingga semua orang tau bahwa aku memang bodoh. Sebodoh-bodohnya perempuan (ah, apa sih?)

Bagiku, itu tak apa. Karena aku masih ingat yang dikatakan oleh dosenku dulu waktu S1. Jika kamu tak jatuh cinta, berarti kau tak normal. It's reality, aku normal. dan aku bangga dengan perasaan mendalam ini, hanya untukmu, sahabat tercintaku. :)

Akhir kata,
sahabat terkasihku,
semoga kau slalu bahagia seiring bertambahnya usiamu.
dan doakan aku juga,
semoga aku bisa bersamamu (meskipun nantinya kau berjodoh dengan yang lain),
dan kesulitan serta kepedihanku menempuh masa yang kunamakan Strata selanjutnya
dapat segera kuakhiri dalam rentang waktu yang singkat (2012 - 2014).
karena aku mencemaskan usiaku,
cemas atas siapakah jodohku kelak ?, taatkah dia pada Sang Khalik ? baikkah dia untukku ?,
bertanggungjawabkah dia atas aku ?, dapatkah dia menyatu dengan keluargaku ?,
pedulikah dia denganku dan keluargaku ?

pertanyaan terakhir: "apakah kau bisa menjawab sekelumit pertanyaan atas kecemasanku ?"

ah, semuanya masih dalam kegaiban.
aku yakin sesuatu yang indah adalah jawaban dari kecemasanku.
Seperti kau yang menginginkan istri sholehah,
demikian pula dengan aku,
aku menginginkan suami yang sholeh, yang senantiasa menuntunku ke jalan-Nya
semoga kita bisa menjadi dan mendapatkan hal tersebut. Sungguh kenikmatan tiada tara yang bisa kita cercap di dunia ini.

Amien Ya Rabbal Alamin


Cendrawasih Home, 27 Feb 2012
    dalam titik keputusasaan menghadapi hal yang terahasiakan

Kamis, 23 Februari 2012

Janji yang Tlah Selesai

Waktu yang tajam dan sepi itu telah kurancang menjadi perjumpaan.
Semu yang gelisah,
abu-abu yang akan menjadi cerita,
atau mungkin masa lalu.

yang pada kenyataannya,
kekesahanku pada sebentuk janji
tidak akan pernah berwujud menjadi
sebuah pengakuan dan pengungkapan.

 dan janjimu kemarin telah kuanggap SELESAI.
SELESAI dari WAKTU yang terahasiakan resah

Sabtu, 11 Februari 2012

Percakapan Absurd (Part 2)

Sepertinya malam ini aku akan kembali mengakrabi keluanganku. Aku merasa sendiri lagi. Hiruk pikuk itu telah selesai. Kebekuan dan cerita, tetap menjadi percakapan asik dan masygul di antara kita.
"Tanganku, apa kau memiliki ide atau pendeskripsian tentang hari ini ? Karena aku lelah mengais kenangan detik yang telah berlalu", keluhku.
"Sudah, ikuti saja diksi demi diksi episode kali ini. Ada satu pelajaran yang akan kau dapatkan melalui parafraseku", jawab tanganku.
"Kau tau tidak ? Aku telah menemukan celah angkuh di tiap perkataannya. Huhh,, lantas manusia macam apa yang seharusnya aku pilih ? Apa kau pikir cinta bisa berubah secepat itu ? Secepat yg tak pernah terpikirkan", masih dengan nada mengeluh.
"Tapi apa kau yakin yang kau rasakan itu cinta ? Ah, pikir lagilah", tanya hati.
"Hahaha, aku sungguh bodoh ya? Tidak benar-benar mengenalnya. Yah, tentu saja aku tak tau banyak tentang dia. Aku kan bukan ibunya",
"Lelucon apa yang baru kau utarakan ? Benar-benar tidak lucu", tandas hati.
"Entah. Leluconku jadi semacam pembelaan bahwa aku memang tidak salah. Benar kan ?, tanyaku lagi.
"Sudah larut malam. Kenapa kalian masih mempercakapkan hal yang tak jelas ? Tak kasihankah kalian ? Aku kedinginan sejak sore tadi. Yah, meskipun pada akhirnya aku fresh, karena bisa melihat keindahan kota ini dari puncak yang cukup tinggi", mata menimpali.
"Belum ada kesepakatan bahwa malam ini kita akan melewatinya dengan terlelap atau tetap awas", kata hati.
"Yahhh, kalian membuat ideku semakin kacau. Hmmm, alangkah baiknya kita sudahi saja. Karena kebuntuan menyerangku", keluh pikiran.
"Baiklah", jawab hati, mata, tangan serempak.


(Layar belum mati, aku masih berpikir)

Malang, 12 Feb 2012

Jumat, 10 Februari 2012

Percakapan yang Absurd

Pagi ini pikiran setengah kosong. Tapi perhatianku tertuju pada selembar foto lelaki tampan dari seberang. Aku menyebutnya penyemangat pagi. Bukan masalah jika ia sudah termiliki atau belum. Yang jelas, aku hanya sekedar mengaguminya.

Aku dan pagi dengan sedikit sukacita,
menyambutnya tanpa rasa kantuk. Bahkan aku masih sanggup menuliskan ini untukmu.
"Untuk siapa?, tanya hatiku.
"Untuk siapa saja yang kukehendaki pagi ini", jawab tanganku yang masih asyik menulis.
"Hehhh, apa kalian tidak lihat bahwa aku telah lelah ? Sejak kemarin aku lelah menangis. Menumpahkan ruah airmata, kalian kira itu bukan pekerjaan yang lelah ? Istirahat pun aku jarang. Dan setiap hari aku harus menatap layar monitor. Layar maya yang bisu. Melihat yang itu-itu saja", keluh mataku.
"Maafkan aku. Aku tidak bisa mengendalikan emosiku kemarin. Kau tau laki-laki yang telah membuatku sakit? Dia seolah-olah tidak merasa bersalah. Alhasil, ibuku menyalahkanku. Dikatakanlah kerjaanku hanyalah tidur dan tidur. Ah, aku jadi serba salah menghadapi kekosonganku", sergahku.
"Iya, sampai-sampai aku tidak pernah terawat. Dibersihkan pun aku jarang. Yah, paling cuma satu kali seminggu. Padahal aku sangat rindu air. Pantas saja pikiranmu selalu berkecamuk. Tampangmu tidak pernah fresh. Kamu hanya disibukkan oleh merefresh pikiran dengan menyibukkan diri di luar,'' rambutku menimpali.
"Aku tidak tahan dingin. Mengertilah !!!, kilahku.
"Lantas, kenapa kau memilih kota ini kalau kau tak tahan dingin ? Apa karena kau hanya menuruti kemauan lelaki yang dulu menjadi kekasihmu itu ?, tanya rambutku.
"Ahhh,, persetan dengan dia. Aku ke sini semata-mata bukan karena dia. Kalau aku ke sini karena dia, mungkin aku sudah tidak di sini lagi semenjak ku memutuskan untuk berpisah dengannya,"jawabku.
"Alasan kamu di luar logika. Lantas, sekarang kau berniat meninggalkan kota ini ?, tanya rambutku.
"Aku tidak tau", jawabku.
"Kamu harus mengambil keputusan secepatnya. Masa depanmu ditentukan pertengahan tahun ini. Atau, kamu masih memikirkan untuk segera berjumpa dengan kekasihmu ?, tanya rambutku.
"Aku hanya memikirkan bagaimana dia lulus saja dari tesnya. Aku tidak memikirkan bagaimana aku bisa berjumpa dengannya, karena itu masih jauh dari yang kupikirkan", sergahku.
"Alasan macam apa itu ? Kau pandai berkilah ya ? Sesungguhnya hatimu lebih tau", kata rambutku.
"Kenapa kalian jadi mempercakapkanku ? Jangan buat aku terlibat lagi dengan urusan yang menyakitkan. Buat aku senang dan terbebas dari rasa sakit. Aku lelah. Lelah", kata hatiku.
"Iya, aku juga tidak mau menangis lagi. Menangis hanya akan membuatku lemah. Jangan sia-siakan airmataku untuk sesuatu hal yang tak penting. Lebih baik kau menangis ketika mendengar dan membaca ayat suci Al Qur'an, karena itu akan menambah ketakwaanmu kepada-Nya Sang Maha Cinta", jawab mataku.
"Kali ini mungkin aku akan tegar. Sebab baru saja aku mendapat kabar bahwa dia tidak lolos dalam tesnya. Sama halnya dengan kekecewaanku kemarin. Kau tau, aku ingin berada di dekatnya sekarang. Ingin menguatkannya bahwa bukan ia saja yang gagal. Tapi aku juga. Aku telah gagal memenangkan kesempatan pertama dalam hidupku. Tapi, sudahlah. Mungkin dengan cara seperti ini, aku bisa menghargai kegagalan. Setiap kegagalan sejatinya hanyalah cara Allah dalam menguji kesungguhan kita", kataku.
"Izinkan aku menangis ya ? Kali ini airmataku tidak sia-sia. Bukan bermaksud menyesali kegagalan. Tapi ini adalah sebentuk ketegaran dan aku terharu dibuatnya", pinta mataku.
"Air mata tidak berarti lemah, kan ? Justru ia bisa menguatkanku di saat aku sendiri menghadapi hal ini di sini", tandasku.
"Dan apakah aku boleh berhenti menuliskan ini? Aku kehabisan diksi untuk memparafrasekan sebuah kegagalan dan ketegaranmu wahai jiwa yang sunyi. Aku sudah tak sanggup. Karena mata dan hati telah menarik paksa urat syarafku untuk menghentikannya dan berbaur bersama mereka dan kamu tentunya", tanya tanganku.
"Ya, berhentilah kau menuliskan ini untukku", jawabku.

(Layar maya mati, aku tertidur)


Malang, 110212

Minggu, 05 Februari 2012

Makanan yang sangat bermanfaat dan yg harus dihindari oleh orang bergolongan darah B

Kunci diet golongan darah B adalah keseimbangan. Orang bergolongan darah B tumbuh dan berkembang baik melalui apa yg telah disediakan oleh dunia hewan dan tumbuhan. Artinya, golongan darah B menunjukkan kemajuan yg canggih dalam perjalanan evolusinya, yaitu suatu upaya untuk menyatukan berbagai kebudayaan dan orang. Apabila anda mengonsumsi makanan dg komposisi seimbang antara daging, produk susu, serealia, dan sayuran, anda akan dapat mengendalikan berat badan dan mencegah penyakit-penyakit berat yg lazim pada kehidupan modern, seperti penyakit jantung dan kanker.

Diet anda dikelompokkan menjadi empat belas kelompok makanan. Pada setiap kelompok, makanan ini dibagi menjadi tiga kategori: SANGAT BERMANFAAT, NETRAL, DAN HINDARI. Maksud pembagian ini adalah
- SANGAT BERMANFAAT adalah makanan yg bertindak seperti OBAT.
- NETRAL adalah makanan yg bertindak seperti MAKANAN.
- HINDARI adalah makanan yg bertindak seperti RACUN.

Diet golongan darah B meliputi berbagai macam makanan, karena itu tidak perlu khawatir adanya pembatasan makanan tertentu. Bahkan anda dapat mengonsumsi makanan berkategori Sangat Bermanfaat lebih banyak daripada makanan Netral. Tidak ada salahnya bila anda menikmati makanan Netral karena makanan ini tidak merugikan, dan justru mengandung nutrisi yg bermanfaat bagi diet yg seimbang.

1. Daging dan Unggas

SANGAT BERMANFAAT

Daging kambing
Daging kelinci
Daging domba
Daging rusa
Daging domba dewasa






NETRAL 

Daging sapi
Daging pegar
Daging kerbau
Daging kalkun
Hati
Daging anak sapi
Daging burung unta


HINDARI

Daging asap
Jantung
Daging ayam
Daging kuda
Daging ayam betina comish
Daging ayam hutan
Daging bebek
Daging babi
Daging angsa
Daging pegar
Daging belibis
Daging anak burung dara
Daging ayam betina guinea
Daging tupai
Daging ham
Daging penyu
 

Rabu, 01 Februari 2012

Darah yang Telah Mengering

Semayup merdu ayat-ayat suci Al-Qur'an hentakkan aku yang masih tetap terjaga, pagi ini. Ajaib atau memang sudah menjadi kebiasaan ? Aku belum tertidur dan mata pun enggan menunjukkan tanda-tanda ingin terlelap. Dulu aku sempat berpikir, kenapa dulu aku tidak kuliah di keperawatan saja, hingga untuk masalah piket malam, aku sangat sanggup. Bahkan seorang diri pun aku sanggup menjalaninya. Tentunya tanpa keluh. Lain ceritanya jika pasien membludak (jadi ingat mantanku yg seorang perawat, hahaha).

Sebenarnya yang menjadi masalah bukan karena aku tidak ingin tidur atau mengistirahatkan pikiranku sejenak saja. Akan tetapi, aku baru sadar ternyata aku sedang memikirkan betapa tidak nyamannya kumenyayangi dan mencintai seseorang (yg belum sempat kutemui karena antara) saat ini. Rabb_ku, aku hanya tidak ingin mendahului ketetapan-Mu. Bukankah masa depan masih dalam kegaiban? Sebaris kalimat itulah yg mampu menguatkanku ketika kumulai tak paham dg semua ini. Siapa yg berhak mengetahui nasibku kelak ? Aku hanya percaya pada-Mu Rabb_ku. Tuhan seru sekalian alam.

Ahhh, tidak,,, tidak,,,
 penyelesaian dari ketidakpahamanku bukanlah dengan air mata. Menangis bukanlah jalan. Itu hanya membuatku semakin terperangah akan kegamanganku sendiri. Tapi dia,,, dia sendiri telah jelas menunjukkan akan hal itu. Dan lagi-lagi aku merasa belum sanggup untuk mengutarakan ketidakmengertianku, karena aku dengannya hanya sebatas sahabat, meskipun keinginan untuk bersama tetap ada. Tapi, ahhh,, terserahlah. Aku hanya hidup untuk hari ini,
ya... untuk hari ini,
karena hari ini milikku.

Selasa, 31 Januari 2012

Analisis Intertekstualitas Puisi Kusangka karya Amir Hamzah dan Penerimaan karya Chairil Anwar

PENDAHULUAN

Hakikat Puisi
            Puisi adalah karya seni sastra. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Rene Wellek dan Warren (1968, hlm. 25) mengemukakan bahwa paling baik kita memandang kesusastraan sebagai karya yang di dalamnya fungsi estetikanya dominan, yaitu fungsi seninya yang berkuasa. Puisi sebagai karya sastra, maka fungsi estetiknya dominan dan di dalamnya ada unsur-unsur estetiknya. Unsur-unsur keindahan ini merupakan unsur-unsur kepuitisannya, misalnya persajakan, diksi (pilihan kata), irama, dan gaya bahasanya. Gaya bahasanya meliputi semua penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu, yaitu efek estetikanya atau aspek kepuitisannya (Pradopo, 1994, hlm. 47). Jenis-jenis gaya bahasa itu meliputi semua aspek bahasa, yaitu bunyi, kata, kalimat, dan wacana yang dipergunakan secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu itu.

Hubungan Intertekstualitas
            Prinsip intertekstualitas ini merupakan salah satu sarana pemberian makna kepada sebuah teks sastra (sajak). Hal ini mengingat bahwa sastrawan itu selalu menanggapi teks-teks lain yang ditulis sebelumnya. Dalam menanggapi teks itu, penyair mempunyai pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan konsep estetik sendiri yang ditentukan oleh horison harapannya, yaitu pikiran-pikiran, konsep estetik, dan pengetahuan tentang sastra yang dimilikinya.
            Prinsip intertekstualitas ini menempatkan para sastrawan (penyair) di tengah-tengah arus sastranya maupun sastra dunia (universal). Ia selalu menanggapi, meresapi, menyerap karya sastra lain dan mentransformasikannya ke dalam karya sastranya. Dengan demikian, ia selalu menciptakan karya sastra asli sebab dalam mentransformasikan teks lain itu si pengarang mengolah dengan pandangannya sendiri, dengan horison harapannya sendiri.
            Dalam kesusastraan Indonesia, hubungan intertekstual antara suatu karya sastra dengan karya lain, baik antara karya sezaman maupun zaman sebelumnya banyak terjadi. Adanya hubungan intertekstual dapat dikaitkan dengan teori resepsi. Pada dasarnya pembacalah yang menentukan ada atau tidaknya kaitan antara teks yang satu dengan teks yang lain itu. Unsur-unsur hipogram itu berdasarkan persepsi, pemahaman, pengetahuan, dan pengalamannya membaca teks-teks lain sebelumnya. Penunjukan terhadap unsur hipogram pada suatu karya dari karya-karya lain, pada hakikatnya merupakan penerimaan atau reaksi pembaca.


PEMBAHASAN

Amir Hamzah:
                        KUSANGKA
            Kusangka cempaka kembang setangkai
            Rupanya melur telah diseri......
            Hatiku remuk mengenangkan ini
            Wasangka dan was-was silih berganti.

            Kuharap cempaka baharu kembang
            Belum tahu sinar matahari.....
            Rupanya teratai patah kelopak
            Dihinggapi kumbang berpuluh kali.

            Kupohonkan cempaka
            Harum mula terserak.......
            Melati yang ada
            Pandai tergelak.....

            Mimpiku seroja terapung di paya
            Teratai putih awan angkasa.....
            Rupanya mawar mengandung lumpur
            Kaca piring bunga renungan.....

            Igauanku subuh, impianku malam
            Kuntum cempaka putih bersih.....
            Kulihat kumbang keliling berlagu
            Kelopakmu terbuka menerima cembu.

            Kusangka hauri bertudung lingkup
            Bulumata menyangga panah Asmara
            Rupanya merpati jangan dipetik
            Kalau dipetik menguku segera.          
                                                            (Buah Rindu, 1959:19)
Chairil Anwar:

                        PENERIMAAN
            Kalau kau mau kuterima kau kembali
            Dengan sepenuh hati

            Aku masih tetap sendiri

            Kutahu kau bukan yang dulu lagi
            Bak kembang sari sudah terbagi

            Djangan tunduk! Tentang aku dengan berani

            Kalau kau mau kuterima kau kembali
            Untukku sendiri tapi

            Sedang dengan cermin aku enggan berbagi
                                                                        (Deru Campur Debu, 1959: 36)


           
A. Analisis Isi Sajak
            Sajak Penerimaan – Chairil Anwar yang memiliki pandangan realistis sangat menentang pandangan romantik sajak dari Amir Hamzah – Kusangka. Keenam bait sajak Amir Hamzah – Kusangka, menunjukkan kesejajaran ide atau gagasan yang dimiliki. Dalam hal ini, Amir Hamzah membandingkan sosok gadis dengan bunga. Hal ini terbukti dengan digunakannya nama-nama bunga pada puisi tersebut yaitu bunga cempaka, melati, mawar dan teratai. Namun pada bait terakhir, sang gadis dimetaforakan sebagai hauri (bidadari) dan merpati.
            Sedangkan Chairil, membandingkan si wanita dengan bunga (kembang). Wanita yang sudah tidak suci lagi itu diumpamakan sebagai bunga yang sarinya sudah terbagi (‘bak kembang sari sudah terbagi’). Jadi, ini dekat dengan perumpamaan yang dibuat oleh Amir Hamzah: ‘Rupanya teratai patah kelopak / Dihinggapi kumbang berpuluh kali’ dan ‘Kulihat kumbang keliling berlagu / Kelopakmu terbuka menerima cembu’.
            Dari keenam bait sajak Kusangka, dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa si aku mencintai gadis yang disangkanya masih suci, namun kenyataannya telah pernah dijamah atau direnggut kesuciannya oleh beberapa pria. Kemudian si aku, hatinya remuk dan kecewa ketika mengingat semua itu dan rasa wasangka serta was-was pun datang silih berganti. Dengan demikian, si aku tidak berkeinginan lagi untuk mengambil sang gadis yang sudah tidak suci lagi itu untuk menjadi kekasihnya, sebab ia akan kena kuku ‘merpati’ itu.
            Kesimpulan isi sajak tersebut sangat berlawanan dengan kesimpulan isi sajak dari Chairil Anwar yang berjudul Penerimaan, yaitu dalam hal menanggapi gadis (wanita) yang sudah tidak suci lagi. Dalam sajak Penerimaan, dapat kita ambil kesimpulan bahwa si aku mau menerima si wanita kembali dengan sepenuh hati, sebab si aku masih sendiri dan juga masih mencintai si gadis yang tlah meninggalkan si aku tersebut. Meskipun si aku tahu bahwa si wanita sudah tidak seperti yang dulu lagi, yakni sudah dijamah oleh laki-laki lain selain si aku. Hal tersebut tidak menjadikan si aku merasa keberatan, bahkan si wanita tidak perlu merasa malu ataupun takut menghadapi si aku. Akan tetapi si aku kembali menegaskan bahwa ia mau menerima si wanita kembali. Tapi mutlak hanya untuk si aku saja si wanita tersebut, sebab ia tak ingin berbagi lagi dengan laki-laki lain maupun dengan cermin.

B. Hubungan Intertekstualitas
            Maksud dari hubungan intertekstualitas itu sendiri    yaitu sudah mencakup apa yang telah dipaparkan pada poin A yaitu analisis isi. Dalam poin tersebut menyatakan bahwa sajak Chairil Anwar – Penerimaan merupakan tentangan terhadap sajak Amir Hamzah – Kusangka. Kedua penyair itu memiliki pandangan yang berbeda. Bisa dilihat dari sajaknya yaitu Amir Hamzah dalam sajak Kusangka, sudah tidak memiliki keinginan lagi untuk mengambil si gadis (untuk dijadikan kekasih atau istri), sebab si gadis sudah tidak suci lagi. Sedangkan Chairil, dengan sikapnya yang realistis, mau menerima si gadis (wanita) kembali, meskipun telah pernah dijamah oleh laki-laki lain selain aku, namun si wanita mesti mutlak menjadi miliknya, tanpa harus berbagi dengan cermin sekalipun.

C. Analisis Gaya dan Gaya Bahasa
            Sajak yang dihasilkan oleh Amir Hamzah dan Chairil Anwar merupakan sajak dengan kualitas gaya tinggi. Namun untuk gaya bahasa yang digunakan, kedua penyair memiliki gaya tersendiri dalam membahasakan kata hatinya melalui baris-baris sajak. Dalam hal ini, Amir Hamzah menggunakan gaya bahasa yang romantis sehingga menjadi tidak padat, yakni mengurai panjang ide atau gagasan yang sebenarnya sudah ada dalam bait pertama dan keenam. Selain itu, ada beberapa majas yang digunakan dalam sajak tersebut yaitu majas asonansi, terletak pada bait ketiga ‘Kupohonkan cempaka, harum mula terserak / Melati yang ada, pandai tergelak’. Kedua, majas metafora terletak pada bait pertama ‘Kusangka cempaka kembang setangkai’. Cempaka di sini maksudnya ialah si gadis.
             Kemudian Chairil Anwar, dalam penggunaan bahasa sebenarnya juga masih menggunakan bahasa yang agak sedikit romantis. Meskipun demikian, dapat dilihat secara menyeluruh Chairil mempergunakan bahasa sehari-hari dengan gaya ekspresi yang padat. Tidak perlu mengurai panjang gagasan yang dimiliki, sebab pada bait pertama diulang dengan bait kelima. Tentang penegasan bahwa si aku mau menerima kembali si gadis (untuk menjadi kekasih atau istrinya). Hanya saja letak perbedaan bait kelima tersebut, yaitu menyatakan kemutlakan tentang keinginan si aku dalam menerima si gadis. Dan untuk majas yang digunakan ialah majas simile, yaitu membandingkan si wanita yang sudah tidak suci lagi dengan kata-kata pada baris kelima ‘bak kembang sari sudah terbagi’.

C. Aliran yang Digunakan
            Kemudian mengenai aliran yang digunakan oleh kedua penyair tersebut. Amir Hamzah menggunakan aliran romantisisme, sedangkan Chairil Anwar menggunakan aliran realisme. Dikatakan demikian, sebab seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa sajak Amir – Kusangka, menggunakan sikap romantik dalam puisi tersebut. Sikap romantik itu pun digambarkan melalui bahasa yang romantik pula, yakni bahasa yang sangat indah. Sedangkan Chairil dikatakan menganut aliran realisme, sebab dalam sajaknya tersebut, nampak jelas sikap realistis yang ditunjukkan oleh Chairil, yakni mau, kuterima, kembali, tetap sendiri, jangan tunduk, untukku sendiri, tapi, dengan cermin, aku, kau, enggan berbagi.

D. Perbandingan Dari Aspek Stilistika
            Stilistika adalah emosi itu sendiri. Tanpa emosi seorang pengarang tidak bisa menciptakan persamaan bunyi ‘putih bersih, ‘kau mau’. Kemudian pada bait keenam puisi Kusangka ‘ Bulumata menyangga panah Asmara’, aspek stilistika sastranya ditunjukkan melalui persamaan bunyi ‘a’ sehingga menimbulkan kualitas estetis. Sedangkan untuk puisi Penerimaan, aspek stilistika sastranya ditunjukkan melalui persamaan bunyi ‘u’ pada bait pertama ‘Kalau kau mau kuterima kau kembali’.

E. Prinsip yang Digunakan
            Prinsip yang dimaksud ialah prinsip ekuivalensi. Hal ini terlihat pada baris pertama sajak Penerimaan ‘Kalau kau mau kuterima kau kembali’. Ekuivalensi yang sangat menonjol adalah persamaan bunyi ‘u’ sebanyak lima kali, bunyi ‘k’ juga sebanyak lima kali. Sedangkan sajak Kusangka pada bait pertama //Kusangka cempaka kembang setangkai//. Ekuivalensi yang sangat menonjol adalah persamaan bunyi ‘k’ sebanyak lima kali.


Daftar Pustaka

Djoko Pradopo, Rahmat. Pengkajian Puisi. 2007. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kutha Ratna, Nyoman. Stilistika (Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya). 2008. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.